FF,
GA,
READER,
VOTE,
Rate this posting:
{[["☆","★"]]}
Nama : Khusna Amalia [@malia_flamsoo]
Judul Cerita : Fade Away
Tag (tokoh) : Eunhyuk , Donghae , Ji Young , oc.
Genre : Tragedy, romance
Rating : Teenager
Length : One shoot
Annyeonghaseo~^^ Mianhaeyo ..Kalo ini FF banyak typo, soalnya udah pernah di publish di blog tapi cast yang lain L Happy
reading aja yahh~~
Jeongmal ini 100% karangan sendiri^^
Cekidot~~!!
Gerimis hujan membasahi jalanan kota Seoul. Air yang menetes membasahi kulitnya mebuat luka di sekujur tubuhnya perih. Bau
darah yang anyir menyelimuti tubuhnya. Pelipisnya terluka cukup dalam. Pipinya penuh goresan akibat aspal yang baru saja ia
bentur. Banyak bagian kulitnya yang mengelupas. Dadanya berbenturan keras dengan aspal membuatnya sulit untuk bernapas.
Hidungnya mengeluarkan darah segar semakinmembuatnya sulit bernapas. Skinny jeans yang ia pakai sudah koyak akibat
insiden tersebut. Tulang kaki kirinya retak. Namun Ia masih bisa menggerakkan jari-jarinya. Lalu mencoba untuk berdiri.
Ia berjalan dengan tertatih di pinggiran jalan. Hujan semakin melebat. Tak ada orang di sekitarnya. Hingga sebuah
mobil sedan Lamborgini merapat. Pengendara mobil itu menurunkan kaca mobilnya untuk menawari bantuan.
“Aku akan membawamu ke rumah sakit. Lalu akan ku antar kau ke tempatmu.” Pria itu berkata pada nya. Ia tak tahan lagi luka-
luka ini benar-benar menyakitkan.
“baiklah.”
“apa yang terjadi pada mu?” tanya pria itu sambil menatap lurus ke arah jalan.
“hanya tabrakan kecil.”
“tch, aku pikir tidak.”, “kepala mu bocor.”
Ia meraba kepalanya. Meninggalkan darah di telapak tangannya yang sudah terkelupas.
“haha.. iya.”
“Aku Lee Donghae. Boleh ku tahu namamu?”
“Park ji yung.” ujar wanita itu pelan. Melihat kearah telapak tangannya yang benar-benar mengerikan.
“oh.. kukira kau akan lupa dengan namamu sendiri.. luka mu parah.”
Ji yung hanya menyeriangai.
--
“syukurlah kau tak apa.” Donghae tersenyum pada ji yung yang terlihat kesulitan memakai kruk.
“terimakasih, donghae-ssi.”
“ku antar kau pulang.”
Pulang? Rumah? Aku.. aku benar-benar tak ingat di mana aku tinggal. Pikir ji yung.
“ji yung ssi?” ji yung mendongak namanya dipanggil. “kau tak apa?”
“ya.”
“kau tak ingat rumahmu ya?”
Mata ji yung melebar. Ia takut. Namun seketika hilang karena Donghae tersenyum padanya.
“kau bisa tinggal bersamaku. Tenang aku tak akan kurang ajar pada mu.”
Ji yung merasa pipinya merona. “aku akan pulih secepatnya.”
--
Ji yung terbangun. Lalu melirik jam dinding. Pukul 2 pagi. Ia bangkit untuk mengambil segelas air putih. Ia keluar dari
kamar, mendengar beberapa orang sedang berbincang-bincang. Ji yung mengintip dari rak buku yang menjadi pembatas ruang
makan dengan ruang tamu. Donghae dan 5 temannya sedang berbincang-bincang sambil meneguk soju. Seseorang berambut
coklat tua, tinggi bermata besar menarik perhatiannya.. Karena ia yang paling hyper diantara lainnya. Cute.
Donghae menyadari keberadaan ji Yung. Lalu memintanya untuk bergabung.
“ah, tidak usah. Aku akan kembali tidur saja.”ujar ji yung sopan.
“bagaimana keadaanmu?”tanya Donghae. Ia mendekati ji yung.
“aku merasa lebih baik. Tapi maaf aku lost beberapa memoriku.”
“kepalamu? pipimu?” tanya nya khawatir. Donghae menyentuh pipi ji yung dengan lembut.
“sudah mendingan.”ia menangkis pelan tangan Donghae dari pipinya.
“Hae-ah, dia siapa?”tanya seseorang.
“oh, ini. Dia Park Ji yung. Aku menemukannya sedang terluka parah. Aku menolongnya.” ,” ji yung, mereka teman-temanku.
Dia Yesung.” Menunjuk seseorang yang sedang menuangkan minum di gelasnya. “kyuhyun.” Pria dengan wajah tanapa ekspresi
itu mengangguk kecil kepada nya. “siwon.” Terlihat misterius. Itu pikir ji yung. “ryeowook, dan eunhyuk.” Ryeowook tersenyum
innocently kepada ji yung. Eunhyuk hanya menatap ji yung datar. Itu membuat ji yung sedikit...
“saya ji yung. Sepertinya aku menggangu kalian. Aku akan kembali tidur.”
Eunhyuk. Sepertinya aku pernah melihat namja itu. Batin ji yung.
--
Ji yung memasak sepanci sup rumput laut. Donghae keluar dari kamar sambil mengusap matanya.
“selamat pagi, Donghae-ssi.”
“selamat pagi, ji yung-ssi.. woah rumput laut?” Donghae menghampiri dapur.
“ne.” Di lihatnya Donghae menguap dengan lebarnya membuat ji yung terkekeh pelan. “kau bisa menunggu di runag makan
mungkin? Kau masih mengantuk,”
“ahahahaha.. aku tidur pukul 3 pagi..” Donghae duduk sambil menenggelamkan wajahnya di lengannya.
Ji yung kembali menekuni masakannya. Memasukkan sejumput garam, lada putih dan gula. Lalu diaduknya perlahan. Ia
mencicipi kuah sup tersebut, memastikan rasanya tidak hancur terlalu asin atau manis.
“masakan sudah jadi.” Ujar ji yung. “Donghae-ssi, boleh kah aku meminta bantuanmu?”
“hm??” Donghae menjawab mata masih tertutup.
“Donghae-ssi, bisa kah kau membawa ini ke meja makan?”
“ne, tentu saja..” ia berdiri dengan malas-malasan.
“kau perlu menyadarkan diri mu dulu, ini panas.” Ucap ji yung sambil menahan geli. Ia berjalan dengan kruknya. Sedikit
kesusahan. Tapi, bagaimana lagi. “mungkin lain kali kau harus tidur lebih awal?”lanjutnya.
“yayaya ku kira begitu.”
Sup ini beraroma lezat. Donghae menjadi terbuka matanya dan mengambil semangkung penuh sup rumput laut. Dan
menyuapkan sesendok ke mulutnya.
“waaaahh.. masitta, masitta, masitta.” Donghae tepuk tangan seperti anak kecil. Cute, pikir ji yung.
“kau ta mukunmmb?” mulutnya penuh dengan makanan membuat ucapannya tak jelas. Tapi ji yung mengetahui apa yang ia
katakan.
“tentu saja.”
Mereka makan dengan tenang. Konsentrasi pada pada makanan masing masing. Hingga akhirnya Donghae membuka
pembicaraan.
“apa yang kau ingat?”
Ji yung meletakan sendoknya. Berpikir. “aku menaiki mobil ku, camry berwaran putih. Lalu aku tabrakan. Sudah itu yang ku
ingat.”
Donghae memperhatikan ji yung dengan seksama. Matanya lurus menatap mata ji yung hingga ji yung menyadarinya. Mereka
saling pandang.
“kau.. akan mengetahuinya esok.”
“tentang apa?”
“dimana kau berada.”
--
Atas instruksi Donghae, ji yung berjalan-jalan berkeliling seoul. Saat melewati skyway, ia melihat kerumunan di
pinggir jalan.
“seseorang terjun dari sini.” Ujar sopir taksi.
“iya kah?”
“yang ditemukan hanya mobilnya. Mobilnya koyak. Rusak parah.” Tambah sopir tersebut memelankan laju saat melewati
kerumunan. Ji yung bisa melihat mobil berwarna putih yang tak lain adalah mobil camry kepunyaannya. Ji yung membelalakan
matanya.
“bisakah anda menyalakan radio? Aku ingin mendengar beritanya.”
Jalanan skyway handongsal lagi-lagi ramai dikarenakan tabrakan mobil-mobil mewah. Namun pengemudinya tidak ditemukan.
Yang tertinggal hanya rongsokkan mobil, sama seperti sebelumnya.
Ji yung tertegun. Tiba-tiba saja kejadian itu bisa terputar dengan sempurna tanpa buffering dipikirannya.
“sekarang tanggal berapa, ahjussi?”
“ 28 fabruari 2013. Memangnya ada apa nona?”
“loh, bukankah seharusnya 20 Desember 2012???”
“ha? Hahahaha.. tidak nona ini benar-benar 2013.”
“tapi aku ingat jelas, aku ter—“kalimatnya terhenti.
“Ini benar-benar 2013..”
Ji yung menyandarkan punggungnya. Kini ia tahu. Siapa ia sebenarnya. Ia ingat semua. Dan Eunhyuk itu.. bagian dari masa
lalunya.
Ji yung memasuki rumah Donghae.
“Donghae-ssi, naega wasso.” Tidak ada jawaban. Menggunakan kruk membuat langkahnya pelan.
“oh, ji yung ssi....” timbre bass yang ji yung familiar menyebut namanya. Lee Hyuk Jae. Ji yung sedikit terkejut.
“a-a-ah, ne.. anda bersama Donghae-ssi di sini?” ia tergagap sedikit.
“animnida. Dia sedang ada urusan. Dia bilang padaku untuk kemari, ya aku kemari. Kau tak apa kan?” tanya Eunhyuk sopan.
“tentu. Ini rumah Donghae. Aku juga tamu disini,” ji yung tersenyum. Slight of their memories comes out suddenly. Kemana saja
kau selama ini.. benarkah kau tak mengenaliku? Batin ji yung.
“ahahahaha.. anda benar. Berbelanja?” ia melirik kantong-kantong plastik yang ji yung bawa.
“oh iya. Bahan makanan. Kata Donghae persediaan makanan hampir habis, ya aku beli,”
Eunhyuk membentuk bibirnya menjadi ‘O’ lalu mengerucutkan bibirnya. Mata besarnya tidak berubah. Masih terlihat jahil dan
childish. Ji yung tersenyum dalam hati. Ingin rasanya ia memeluk yeollo, begitu ia memanggilnya.
Ji yung meletakan semua bahan kedalam kulkas. Ia agak kesulitan karena kruk yang ia gunakan.
“ji yung, perlu bantuan?”
“ah? Tidak.”
“oh.. baiklah.”
Suasana canggung menyelimuti.
“mm.. ji yung..”Eunhyuk dengan ragu berkata.
“ya?”
“ingatan mu. Apa sudah kembali?”
“sedikit.”
“oh ya?? Apa itu??”tersirat rasa senang di nadanya.
“tentang kronologi kecelakaan ku.”
“bagaimana itu?”
“biasa. Hanya kecelakaan kecil.”ucap ji yung datar sambil mengelap apel-apel yang baru saja ia cuci.
“benarkah itu? Kecelakaan kecil? Tapi luka mu parah sekali.”
Ji yung terdiam. Ia hanya memberi Eunhyuk tatapan dingin. “aku serius. Nyatanya, aku masih hidup kan?” lalu kembali ke
aktivitasnya.
--
“ia benar-benar tak mengingat ku. Ia benar-benar tak mengingatku..” Eunhyuk bergumam dibawah napasnya. Tangannya
mengepal. Ia merogoh saku kanan celana jeans nya. Menemukan kunci mobil pribadinya. Ia bergegas menuju garasi dengan
tekad bulat. ia membetulkan letak topinya. Dan melesat memasuki California Silver seri terbaru.
Pukul 2 pagi. Tanggal 2 Maret 2013. Silsamdong Cliff tujuannya. Ia melesat dengan kecepatan 245 km/h. Jalanan
sepi. Pukul segini memang waktu yang tepat untuk illegal race. Tapi bukan itu tujuannya. Ia hendak mengubah riwayat yang
sudah ia perbuat.
Ia mencekeram stir mobil hingga warna jari-jari kukunya memutih. Ia melakukan atret sekitar 500 meter.
“huuuhh..”dihembuskannya napas berat. Ia siap.
Menarik proseneling, memancal gas. 200 km/h.. 250 km/h.. 300 km/h. Ia membanting stirnya ke kiri. He’s so ready. To add
some scene in the middle of his past sory.
--
SILSAMDONG CLIFF MENJADI TARGET BARU UNTUK CRASH.
Ditemukan sedan California seri teranyar ringsek tak berbentuk di dasar jurang. Lagi-lagi, tak ada jasad yang
ditemukan (2/3/13).
“apa yang berada dipikiran orang itu? Aku sungguh tak mengerti.”ujar Kyuhyun sembari ia menekan tombol off di remote TV.
“aku tak tahu..”gumam Siwon. Tanpa dosa tangannya mengambil sepotong besar pizza dan melahapnya.
“itu milikku, bodoh!” Ryeowook mencoba merebutnya kembali tetapi Siwon sudah melahapnya.
“kau masih punya satu” ujar Siwon enteng.
“kau makan 3!!” Kyuhyun menjitak kepala Siwon.
“hmm.. ada beberapa alasan. Satu, mungkin keluarga. Dua, sakit rohani. Tiga, ekonomi. Empat,..cinta. bisa jadi.”analisis Yesung.
Donghae murung. Pikirannya penuh dengan Eunhyuk. Tiba-tiba ia merasa ada hal yang mengganjal.
“Telponlah Eunhyuk untuk bergabung.” Ucap Donghae pada Yesung. Yesung menuruti apa kata Donghae. Donghae meneguk air
putihnya sambil memperhatikan Yesung.
“di luar jangkauan.”Yesung menekan tombol end call.
Donghae terdiam. Otaknya berkerja keras. Lalu menyeringai pahit.
“ia.. menghilang lagi kan?”
“Eunhyuk aneh.”gumam Kyuhyun.
“kita tunggu saja sebulan ke depan, 5 bulan ke depan, 7 bulan, atau mungkin satu tahun.” Gumam Donghae. Ia memainkan jari
nya di meja. Siwon, Ryeowook dan Kyuhyun menatap Donghae heran.
“kenapa kalian?”
“kau merindukannya ya? Ok, ok, ok OTP semua orang.” Kekeh Siwon.
“EunHae? DongHyuk?” Kyuhyun menambahkan. Ryeowook hanya tertawa kecil.
“hushhh. Ia sudah pernah menghilang. Dan kembali dengan mobil-mabil baru. Dia cari uang.” Kyuhyun berkata.
“dia bisa kembali...bisa tidak.”gumam Donghae.
Yesung menatap Donghae tajam. “Apa maksudmu?”nadanya terdengar tegas.
Donghae terpaku. Ia menghela napas panjang. “tidak. Aku penasaran, kemana dan apa yang ia lakukan selama ini.”
--
Setelah 72 hari ‘menghilang’ di dimensi wakt normal, ia melanjutkan rutinitasnya sebagai seorang siswa Seoul Art
school. Melakukan berbagai trivia, seperti bermain game online, bercanda dengan teman, berolahraga di gym.
Ji yung megoleskan selai blueberry di sehelai roti secara berkala. Lalu melahapnya. Tangan kiri nya menggapai
segelas susu. Ia berlari kecil menuju runag santai, meletakan gelas susunya dan menekan tombol ON pada remote TV.
Sebuah mobil bermerk California seri terbaru ringsek di dasar tebing Silsamdong. Polisi sudah mengevakuasi wilayah tersebut,
dan melakukan penyisiran untuk menemukan pengemudi namun tidak ditemukan. Sama sekali tidak meninggalkan darah. Seperti
sebelum-sebelumnya. Tanggal 28 Februari lalu peristiwa ini juga terjadi. Di duga unsur kesengajaan untuk menabrakan mobil-
mobil tersebut.
Ji yung terbelalak. Mobil California yang benar-benar tak berbentuk diderek oleh crane. Pelakunya tidak ditemukan.
Sama dengannya. Tapi ji yung baru kali ini melakukan crash. Disitu dikemukakakan kejadian sebelum-sebelumnya? Pelaku tidak
ditemukan?
Tangannya bergetar menggapai gelas susu, diteguknya beberapa mili. Jadi.. ada orang lain.
Pikiran ji yung kacau. ia mengacak-acak rambutnya yang halus. Diraihnya S3 berwarna putih miliknya. Lalu menekan
nomor 7 dial : Lee Donghae. Entah mengapa ia merasa harus menghubungi Donghae.
“yeobseo?”
“ini aku. Ji yung.”
“oh hey ji. Kau baik-baik saja?”
“sudah dengar berita? Tentang crash.” Ia mengabaikan pertanyaan Donghae.
Donghae terdiam bebrapa saat.
“Hae-ah..”
“ya. Itu mengganggumu?”
“ti-ti-tidak. Aku kira...itu kau.”candanya garing. “Hahaha. Lupakan. Teman-temanmu...tidakkan?”
“kalau aku yang melakukan itu, aku tak akan menjawab teleponu. hm..ya mereka baik. Kami sedang berkumpul sekarang. Tanpa
Eunhyuk.”
Deg.
“oh ya? Kemana dia?”
“tak tahu. Ia sering menghilang.”
Ia sering menghilang. “ia juga kembali. Dalam keadaan baik. Sebuah mobil baru. Dan senyum idiotnya.”
“o-oh.. kita tunggu saja. Dia...akan kembali. Seperti yang kau kata..”gumamnya pelan.
“ne?”
“ah, ani! Lupakan. Ya sudah, aku hang up.” Ji yung menutup panggilan. Ia kembali meneguk susunya.
Oh, it’s you. Welcome soon, Lee Hyuk Jae
--
Tangan kirinya menggenggam kunci mobil. Tangan kanannya didalam saku jaketnya. Ia berjalan menghampiri
gerombolannya.
“whoop!!”
“woah! Ya!! Kau.. kau kemana saja hah?? kenapa baru sekarang kau muncul? Dimana kau 5 bulan ini?”
“Kau sering menghilang. Sebenarnya kau dimana? Apa kau bukan Eunhyuk?”
“kami khawatir Hyuk. Kemarin kau menghilang 7 bulan. Tanpa pesan. Tanpa kabar.”
Serentetan pertanyaan dan pernyataan dilontarkan oleh teman-temannya. Pengecualian untuk Donghae.
“wooh, slow down bro! I haven’t gone anywhere. Hahahahaha.”
“SERIOUSLY LEE HYUK JAE. Apa yang kau bawa kali ini? Bugatti Veyron Super Sports?? Ferrari Enzo? Atau gadis?” Yesung
berkata sambil membentuk seringai kecil.
“hahaha.. sepertinya kalian merindukanku.” Eunhyuk terkekeh sambil tersenyum super lebar idiotic nya.
Eunhyuk menyadari kemurungan Lee Donghae. Lalu menepuk pundaknya pelan.
“kau ok?”
“Hyuk, aku tak mengerti.” Donghae angkat bicara. Kesan dingin sangat kental di nadanya. “aku tak tahu jalan pikir mu.”
Donghae menatap Eunhyuk tajam sembari ia berdiri. “mungkin ini membuatnya lebih sakit.” Donghae berbisik lalu pergi begitu
saja meninggalkan mereka.
Eunhyuk terdiam. Menatap sosok Donghae yang menjauh dengan guilty feeling. “maafkan aku. Aku memang harus pergi saat
itu,”ia tersenyum bisa dikatakan normal.
“memangnya dia bilang apa?” tanya keempat temannya.
--
Buku buku tebal berada di pelukannya. 6 p.m. 3 Agustus 2013. Ia berlari kecil menuju mobil sedan Hyundai warna
merah maroon sebagai pengganti camrynya yang ringsek.
BUGH. seseorang menabrak ji yung. secepat kilat ia meminta maaf,
“hai, park ji yung.” timbre bass similiar terdengar. Lee Hyuk Jae.
“Hyuk..” ji yung berkata dibawah kesadarannya.
“lama tak jumpa.”
“benar. Apa yang kau lakukan disini?” ji yung menghampiri mobilnya yang selangkah lagi ia gapai.
“menunggumu.”
“hah?”, “u-untuk apa? Masalah apa?”
“kau ingat aku. Aku ingat kau. Kau ingat aku sejak kita bertemu— dirumah Donghae. Kau masih tidak tahu apa alasanku
kemari?”
Ji yung tercengang.
“kau. Kau menabrakkan diri di Handongsal Skyway. Aku tahu itu, aku melihatnya.” Ujar Eunhyuk serius. “dan kau juga tahu.
Akulah yang terjun pada tanggal 3 Maret 2012. Aku yang terbangun pada tanggal 3 Agustus. Kau tahu itu.”
“...” ji yung memberinya tatapan tak percaya.
“kau yang terbangun 28 Februari.” Ji yung merasa matanya berair. Eunhyuk..sama sepertinya. Pengunjung time machine.
Pengguna time machine.
“kau juga tahu, ini akan terjadi. Karena kau terlampau jauh di masa depan. Dan aku terlampau jauh di masa lalu.” Eunhyuk
menyandarkan dirinya di mobil ji yung.
“berapa selisih kita?” ji yung ikut menyandarkan tubuhnya di mobilnya. Ditatapnya Eunhyuk lekat-lekat.
“kira-kira 14 bulan 2 minggu. Lebih 1 hari. Kau 14 bulan 2 minggu lebih satu hari di masa depan. Aku 14 bulan 2 minggu lebih
satu hari di masa lalu.” Eunhyuk berkata sambil menatap sekeliling.
“ini keberapa kalinya kau tabrakkan?”
Eunhyuk menyeringai dengan dengusan.
“2. Sebelumnya, pada tanggal 19 Desember 2012. Pada saat kau menungguku. Menungguku di pesta ulang tahunmu.”
Perkataan Eunhyuk membuat jiyung tercengang. Tanpa ia sadari airmata berlinang di pipi nya.
“aku bermaksud untuk menyusulmu. Namun Tuhan memberi jalan beda. Apa yang membuatmu tabrakan saat itu?” tenggorokan
ji yung kering. Suaranya tercekat menyiratkan rasa sakit, rindu dan penyesalan.
“aku mengalami rem blong. Dalam kecepatan 240 km/h tanpa rem. Cukup menguji adrenalin.” Eunhyuk tersenyum lebar. Namun
tidak dengan matanya.
“kenapa kau lakukkan itu?”
“aku? Aku ingin menjadi orang pertama yang kau cium. Di ulang tahunmu ke 17.”
--
“Bagaimana keadaanmu? Kaki mu sudah baik-baik saja?” Eunhyuk bertanya sambil duduk di sofa. Mereka dirumah ji
yung sekarang.
“sudah. Aku sudah bisa berjalan. Lagi pula hanya retak.” Ji yung menuangkan jus jeruk kedalam 2 gelas dan membawanya ke
ruang tamu.
“kepala?”
“aku baik. Aku bisa mengingat semua.”
“kau juga merawat pipi mu dengan baik,” Eunhyuk tersenyum. “pipimu kembali mulus. Hihihi”
Jiyung mengabaikan Eunhyuk dan bertanya “kenapa kau lama sekali? Kenapa 5 bulan?” ji yung mengerjapkan mata. Eunhyuk
sangat merindukan ini.
“ji yung. waktu tersebut tergantung pada seberapa parah luka yang kita alami.”
Mendengar itu, jiyung menahan nafas untuk beberapa detik.
“........seberapa parahmu?”
Eunhyuk menghela napas panjang. “kaki kanan ku patah. 4 pasang rusukku patah, kepalaku bocor, hal itu membuat pendarahan
di mataku. Tak ketinggalan luka-luka gerekan. Pipiku rusak, terkelupas. Telingaku berdarah. Jika aku bukan time traveller,
mungkin aku mati ditempat.” Eunhyuk tersenyum getir. “dan aku kembali. Sebagai Hyuk Jae 5 bulan yang lalu, setelah 7 bulan
lalu.”
“apa tujuanmu?”
“aku? Hm. Aku ingin merubah sesuatu? Mungkin. “
“oh iyakah? Apa itu? mengubah nilai jelek mu? Mengubah point matematikamu menjadi 100?” ia merasa sedih sekaligus sebal.
Sedih, mengapa ia melakukan itu? sebal, betapa bodohnya dia mengulangi kecelakaan tersebut yang hanya membuatnya
semakin rumit.
“aku ingin kau mengingat ku kembali. Itu tujuanku. Kau melupakanku, ji. Entah itu karena insiden atau apa, aku ingin kau ingat
aku.”
“ji yung—“ Eunhyuk meraih tangan ji yung.
“ji yung. kau mencintaiku. Aku mencintaimu. Kita saling mencintai. Sejak kau berumur 16 aku berumur 19. Kau kekasihku. Aku
juga tidak tahu, mengapa aku bisa terlibat di kekacauan waktu yang entah kapan akan berakhir. Aku berpikir, aku tidak akan
bertemu dengan mu. Namun, kini kita dipertemukan. Dalam zona yang berbeda.” Eunhyuk meremas pelan tangan ji yung.
Mereka terdiam cukup lama. Terbelenggu pada pikiran masing-masing. Hingga isakkan dari ji yung membuyarkannya.
“kupikir kau mati.. karena itu, aku menerjunkan diri untuk menyusulmu. Kupikir kau mati.. dan kini, kita malah dipertemukan
dalam zona waktu yang berbeda.” isakkan ji yung membuat Eunhyuk sakit. Ya, dari sekian banyak orang kenapa ji yung
terlibat— itu pertanyaan Eunhyuk. Cukup dirinya yang mengalami.
Ji yung bangkit dari duduknya. Dengan mata merah penuh airmata. Eunhyuk merengkuhnya kedalam pelukannya.
“berjanjilah untuk tidah tabrakan lagi.. kumohon..”
“aku janji.”
--
5 agustus 2013. Ji yung duduk di bangku taman sam bil meembaca sebuah novel beralur rumit favoritnya. Ia..
menunggu Lee Hyuk Jae. Sesekali, ia melirik silver wrist watch nya, untuk mengetahui pukul berapa sekarang, berapa lama ia
menunggu, bla, bla, bla, hah, trivia. Ji yung merasa khawatir sekarang 1 stengah jam ia menunggu.
Tiba-tiba sepasang lengan melingkar di bahunya.
“you missed me?” husky voice yang ia rindukan.
“Lee Hyuk Jae!! Kau sudah membuatku menunggu satu setengah ja—“
Sebuah butterfly kiss mendarat di pipi kirinya. Wajahnya merona seketika. (doing lovey dovey!)
“aku tahu.. kau merindukanku. Hihihi..” ia mulai menyeringai layaknya idiotic guy just like people said.
“berhentilah tersenyum seperti idiot Hyuk, kau sama sekali tak berubah. Tetap hyper.” Aku menjulurkan lidah tanda mengejek.
“Aku akan tersenyum seperti idiot apapun yang terjadi~” matanya yang besar menyiratkan kejahilan. Ia periang dan protective.
Hal itulah yang membuat ji yung nyaman didekatnya.
Mereka berjalan menyusuri taman kota. Di taman kota banyak sekali anak-anak tk berlarian. Kesukaan ji yung. anak kecil.
Eunhyuk memperhatikan figur ji yung dengan seksama. Cantik. Ingin rasanya ku jadikan pendamping hidupku. Eunhyuk tersipu
sendiri dengan pikirannya.
“Hyuk! Lihatlah! Anak itu, yang memakai bandana putih, membawa lolipop warna warni.”
“ya? Kenapa?”
“ia mirip denganmu.” Ujar ji yung.
“kau perhatikan bentuk bibirnya, bibirnya mirip denganmu.”balas Eunhyuk sembari merangkul ji yung. “mungkin dia anak kita di
masa depan ji yung-ah.”
Ji yung memukul kepala Eunhyuk pelan. “aku masih 17 tahun. Tolong.”lalu berlari kecil meninggalkan Eunhyuk. Pipinya merah
merona karena malu. Detak jantungnya mencepat. Ia benar-benar mencintai pria itu.
Mereka berdua duduk menghadap sinar benam matahari di Han River. Sambil menyemil jajanan-jajanan ala kadarnya
yang mereka beli dari toko.
“uhuukk uhukk..” Eunhyuk terbatuk. Ji yung menyodorkan segelas cafe latte hangat padanya. Lalu meneguknya sampai habis. Ji
yung menepuk pelan punggung Eunhyuk.
“pelan-pelan..”ujar ji yung mengingatkan. Eunhyuk menghela napas lega sebelum mulai banyak komentar.
“uahh~ snack ini enak. Rasa rumput laut. Mungkin karena itu aku jadi makan cepat.”
“pabo.”
“kau bilang apa?!” Eunhyuk pura-pura marah. Ji yung tahu itu. hanya terkekeh pelan.
“LEE HYUK JAE PABO SARAM!!” teriak ji yung menghadap Han River. Membuat beberapa pengunjung menengok padanya.
“yah!!”
Tawa ji yung meledak. Di tatapnya Eunhyuk yang masih memasang tampang pura-pura marah. Eunhyuk ingin terus begini.
Berada di dekat ji yung. kapan pun, dimana pun. Di rangkulnya pundak kekasihnya. Ji yung masih terkekeh. Benar-benar
merindukan moment seperti ini.
“kau diam, atau kucium?” bisik Eunhyuk tepat di telinga ji yung. ji yung mengerjap-ngerjapkan matanya. Cute. Extremely cute.
Sesuatu yang tak bisa chanyeol resist. Ia pun mendekatkan wajahnya, dan memberi kecupan kilat di bibir ji yung. (asdfghjkl I
VOLUNTEERLY WANT)
“yah! Hyuk Jae-ah!”ji yung berusaha menyembunyikan senyumnya.
“aku yang pertamaaaaaaaaaaaaa~~”soraknya girang sambil tepuk tangan.
Wajah hingga telinga ji yung memerah karena tersipu. Precious first kissnya!!
“aku akan melindungi mu. Selalu.” Eunhyuk berjanji pada dirinya sendiri.
--
Eunhyuk membaca koran di ruang tamu. Di kediamannya. Tiba-tiba, ia merasakan perih di telinga. Telinganya
berdarah. Eunhyuk tersenyum pilu. Lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkannya. He knows what will happen.
--
7 Agustus 2013. Ia menunggu di balik pintu teras. Berharap seseorang itu akan muncul dihadapannya. Sekarang.
Airmatanya membasahi pipi. Pintu pun terketuk.
“ji..” Eunhyuk bergumam setelah pintu terbuka. Ji yung memeluknya sangat erat. Seperti tak ada hari esok.
“kau merindukanku??”
Anggukan kecil dari ji yung di dadanya.
“begitu juga dengan ku..”
Tangis ji yung semakin hebat. Eunhyuk di buatnya heran.
“kau tak apa??? Ada yang mengganggumu?” Eunhyuk memegangi kedua pundak ji yung. di tatapnya lekat-lekat kedua benik
mata ji yung.
“ji, apa yang terjadi???” ji yung menunduk. Terisak.
“park ji yung jawab. Jawab aku, ji. Ji, jawab..”suara Eunhyuk melunak.
“....ka-kau..”samar ji yung berkata. Di bawah napasnya yang tak beraturan akibat menangis. Ia tahu apa yang terjadi.
“...akhirnya datang Hyuk.. aku hanya merindukanmu.” Lanjut ji yung. ia tak berani menatap Eunhyuk.
“ah.. begitu. Itu sudah ku tebak..”
Bagaimana ia bisa bertingkah seperti ini ketika waktunya sudah hampir habis?!!
“yeol..”
“ya?” hidungnya mimisan. Wajahnya pucat. Matanya sayu. Tubuhnya dingin. Senyumnya pun tak secerah sehari yang lalu. Ji
yung memberinya sapu tangan.
“haha.. berdarah..”ucapnya sambil membersihkan darah di hidungnya.
“Hyuk..”
“ya?”
“tidakkah kita seharusnya tidak bertemu?”
Eunhyuk terpaku. Matanya mebuat akibat pertanyaan yang baru saja ji yung lontarkan.
Tangis yang mewakili. Ji yung tak kuat lagi. Mengapa ini terjadi padanya??
“kau...bisa hidup lebih lama. Bertemu aku itu yang membuatmu begini ..”, “kita tak seharusnya bertemu..”
“itu sama sekali tidak ada hubungannya ji. Kau bodoh. Hey, ini memang sudah giliranku.” Eunhyuk mengatakannya dengan
sangat enteng. Seperti tanpa derita. Ji yung menatapnya nanar, tak percaya.
Eunhyuk meneguk air putih. darah di hidungnya tak bisa dihindari lagi. “aku akan mati. secara perlahan. menyakitkan.” Eunhyuk
tersenyum kecil. Darah dihidungnya tak mau berhenti. “ Aku kemari untuk memberi ini,” Eunhyuk menyodorkan sebuah kotak
berwarna biru. “itu hadiah untukmu.” Hidung berdarah. terjadi karena seiring berjalannya waktu.
Ji yung menatap pemberian Eunhyuk lekat-lekat. Eunhyuk mengangkat dagu ji yung pelan. Dicium bibir kekasihnya lembut.
Airmata, kesedihan, kehancuran menyatu dalam sebuah kiss. Untuk terakhir kalinya.
Eunhyuk pergi menuju pintu rumah ji yung. meninggalkan ji yung yang masih tak tahu harus bagaimana. Tak lama, ji yung
membuntuti ke teras.
“...kemana kau akan pergi?” ji yung bertanya hopelessly. Ia berada di teras sekarang.
“i’ll make it faster.” Eunhyuk menjawab sebelum ia masuk ke bagian pengemudi. Menyalakan mesin. Eunhyuk menurunkan
kaca mobilnya. Ia tersenyum sebelum berkata, “aku tak bisa memenuhijanjiku. aku bukan pria yang baik untukmu.”. Eunhyuk
melajukan mobilnya.
“KAU MANUSIA JAHAT HYUK! AKU BENCI KAU!” ji yung berteriak. Ia menangis sejadinya membuatnya tergeletak tak berdaya di
lantai.
--
Hujan deras mengguyur seoul. Sebuah mobil ferrari enzo warna hitam mengebut di jalanan. Eunhyuk memancal gas
hingga kecepatan 250 km/h. Matanya memandang lurus ke depan. Pikirannya memutarkan moment-moment mereka bersama.
Ketika ji yung tertidur di bahunya, ketika ji yung memeluknya karena ketakutan, ketika mereka tertawa lepas di sebuah padang
rumput. Padang rumput di busan, tempat kelahiran kedua anak ini. Karena alasan pendidikan mereka berdua juga pindah ke
seoul.
Mata Eunhyuk terpejam sepersekian detik. Mencoba melupakan isak tangis ji yung yang terus teringang di telinganya.
Mereka memang tidak seharusnya untuk bersama, tidak berarti mereka tidak seharusnya bertemu. Mereka berada pada dimensi
waktu yang berbeda.
Mereka. Mereka bukan terlahir kembali di zona waktu lain. Mereka melanjutkan. Dengan raga yang sama. Dengan
darah yang tersisa. Jika raga mereka sudah lelah, waktu juga akan tiba.
Eunhyuk menarik napas panjang. menarik perseneling, memancal gas. Ia tersenyum. Ia membanting setir ke kiri.
pembatas jembatan. He did it.
--
Ji yung menggenggam pemberian Eunhyuk lunglai. Matanya menerawang kosong kedepan. The dry traces of tears
obviously seems. pertemuan singkat yang sangat tak ingin ia dapat. Jika berakhir seperti ini.
Dengan sisa darah Eunhyuk ke masa lalu. Dengan sisa darah ia ke masa depan. Sama-sama akan mati, kenapa harus
terjebak di kegalauan waktu?
Bagaimana untuk mengakhiri semua ini?
Bagaimana untuk kembali ke waktu normal?
Dibukanya pemberian Eunhyuk. Kotak berwarna biru itu berisikan sebuah polaroid dirinya dan Eunhyuk. Ia memakai
sweater berwarna baby blue dan Eunhyuk memakai kemeja putih. mereka berdua tersenyum lebar di kamera. Tahun lalu. Tapi
kemarin untuk Eunhyuk. H-1 ulang tahunnya. Ji yung tersenyum kecil. Menyiratkan sedih. Matanya terpejam dengan polaroid di
genggamannya.
--
Sinar matahari pagi menyilaukan mata yang terpejam. Ji yung terbangun dari tidurnya. Ia berada di kamar tidurnya.
Ji yung menggeliat kecil untuk merenggang kan otot-otot tubuhnya. Ia hendak meraih jam alarmnya. Sesuatu menarik
perhatiannya. Sebuah polaroid dirinya memakai sweater berwarna baby blue tersenyum lebar di kamera. Ji yung mengernyitkan
dahi,
“bagaimana cara aku memotretnya sih? Sisi kirinya kosong.” Gumamnya. ia sendirian. Di foto tersebut. Ji yung tersenyum
kembali. Digenggamnya polaroid tersebut. Ia menyibakkan korden lalu membuka jendela lebar-lebar. Mobil camry nya terparkir
manis di halaman. Bunga-bunga di halaman rumahnya terlihat segar. Burung-burung berkicauan.
TING TONG. Bel rumah jiyung berdenting. Ji yung berjalan untuk membukakan pintu.
Pintu terbuka..
“hai, ji!” seorang pria tinggi sekitar 174 cm tersenyum manis padanya.
“kau tak ingat aku?” tambahnya. Jiyung tampak berpikir. Lalu menepuk jidatnya
“ah! Lee Donghae! Yayaya, aku tahu kau. Ayo masuk!” ji yung menerima Donghae dengan hangat. Ia merasa familiar dengan
orang ini. Ia juga nyaman dengan Donghae. Walau ia tak tahu kapan, bagaimana mereka bisa kenal satu sama lain.
“Donghae, kau sudah sarapan?” tanya ji yung berjalan menuju dapur.
“mm.. belum.”ia membuntuti ji yung ke dapur.
“aku punya roti dan selai. Atau kau mau sup? I’ll make it for you.”
“agak tidak sopan sih, tapi aku mau sup.. kemarin hujan nonstop.” Donghae berkata sambil mengelus punggung lehernya.
tersenyum innocent. Ji yung membalas senyumannya. Ia meletakan polaroid yang ia genggam sedari tadi di atas kulkas.
Donghae yang mengambil polaroid tersebut. Ditatapnya lekat-lekat. Ia tak kembali. Kecelakaan kemarin sangat fatal. 19
desember 2012. Selain itu, Eunhyuk juga mengidap penyakit yang mengakibatkan penyempitan di pembuluh darah jantung atau
Arterosklerosis, yakni penyempitan arteri (pembuluh darah) koronaria di otot jantung (miokard).
Kejadian-kejadian tersebut adalah ucapan selamat tinggal chanyeol untuk ji yung.tanpa ji yung sadari. Ya, Ji yung bermimpi.
Karena itulah ji yung sama sekali tak ingat tentang Eunhyuk.
Eunhyuk akan menghilang. untuk selamanya.
Donghae tahu itu. semuanya. Ia meletakkannya kembali sebelum Donghae memeluk ji yung dari belakang.
“d-dong-donghae..” ji yung terkejut pada apa yang dilakukan Donghae.
“sebentar saja..” ujar Donghae pelan. Ia menaruhkan dagunya di pundak ji yung. tersenyum kecil. Rona merah tidak
terhindarkan di pipi ji yung.
I’ll be your guardian.. Janji Donghae dalam hati sebelum ia mengatakan..
“aku mencintaimu.”
*****END*****
Mian ne klo typo dimana2 L
Yang udah baca, komen yaaa^^ Yang komen dapet hadiah loh ^^v
Description:
FF Title : Fade Away
Rating:
3.5
Reviewer:
TyaraCtra
ItemReviewed:
FF Title : Fade Away